1.
PENALARAN
A.
Pengertian
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut menalar indera. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
B.
Hal-hal
yang berhubungan dengan penalaran
-
Induktif
-
Deduktif
C.
Contoh
Kasus
-
Dalam
pengertian aktivitas seseorang berpikir logis.
Hakim
tingkat banding Pengadilan Tinggi Agama menerbitkan putusan sela, dengan
memerintahkan kepada ; Pengadilan Agama, untuk melakukan pemanggilan kepada
Pembanding dan Terbanding, agar supaya hadir pada persidangan di PTA pada
tanggal 23 Maret 2011, guna dimintai keterangannya. Tetapi pada amar putusan
sela yang lain, memerintahkan pula kepada Pengadilan Agama untuk melakukan
sidang di tempat atas obyek sengketa, yang terletak di daerah Jakarta Selatan,
Bandung, Bogor dan Raha,tanpa menyebutkan ketentuan batas waktu.
-
Jangkauan
pikir.
Seorang
hakim dengan giatnya membaca dan belajar serta selalu mempersiapkan
referensi buku-buku hukum, jurnal hukum, baik hukum formal maupun hukum
materiil. Bahkan ia sering melakukan diskusi hukum dan juga rajin membaca
putusan-putusan hakim melalui yurisprudensi, sehingga pada saatnya nanti ia
berharap akan menjadi hakim yang lebih berkualitas dan memiliki integritas
moral yang baik. Hakim seperti ini memiliki nalar dan penalaran yang
mempersiapkan diri secara lebih strategis untuk kepentingan tugasnya di masa
yang akan datang.
-
Kekuatan
pikir.
Seorang
hakim yang mengikuti program studi S2 atau S3 dalam setiap kegiatan
seminar di S2 atau dalam setiap kegiatan di ujian terbuka di program S3. Dari
materi ujian promovendus, ia tidak pernah luput dari pengamatannya, baik
melalui diskusi maupun melalui bentuk penulisan karya ilmiah. Pada saat ia
hadir dalam sebuah seminar, ia dengan mudah memahami substansi materi
pembahasan dan berusaha mengajukan tanggapan ataupun pertanyaan yang sangat
mudah dipahami oleh orang lain. Mahasiswa seperti ini memiliki kemampuan nalar
dan penalaran yang baik untuk menunjang kesuksesan program studinya di masa
yang akan datang.
-
Menggunakan
nalar atau pemikiran logis.
Seorang
pejabat perbankan di persidangan pengadilan negeri dan ia bertindak sebagai
saksi, lalu hakim mencecarnya dengan pertanyaan yang beruntun. Lalu
oleh saksi tersebut, menjawab dengan tenangnya bahwa dirinya lupa....,
lupa...., lupa.... dan seterusnya, bahkan kadang saksi tersebut mengatakan
bahwa dirinya tidak tahu. Hakim yang menyidangkan perkara ini harus memiliki
nalar dan penalaran yang baik, bahwa sangat tidak logis, seorang saksi
mengatakan ; lupa, lupa, lupa atau bahkan tidak tahu, padahal ia berkedudukan
sebagai salah seorang subyek hukum dalam perkara ini. Nalarpun berkata, mana
mungkin para terdakwa yang terdiri dari beberapa orang anggota DPR telah
divonis bersalah karena menerima sejumlah uang suap dan telah dijatuhi
hukuman pidana penjara antara satu sampai dua tahun, kalau tidak ada
orang yang memberi suap. Hakim harus membentuk atau membangun sebuah penalaran
terhadap kemungkinan adanya saksi-saksi yang terlibat memberi suap atas kasus
ini.
2.
INDUKTIF
A.
Pengertian
Induktif
adalah penyusunan /penarikan kesimpulan dengan metode pemikiran yang bertolak
dari kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk menentukan hukum (kaidah)
yang umum. Proses penalaran ini bergerak mulai dari penelitian dan evakuasi
atas fenomena-fenomena yang ada.semua fenomena harus diteliti dan dievakuasi
terlebih dahulu sebelummelangkah lebih jauh ke proses penalaran induktif
B.
Hal-hal
yang berhubungan dengan Induktif
-
Generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang
serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau
peristiwa itu. Generalisasi diturunkan dari gejala-gejala khusus yang diperoleh
melalui pengalaman, observasi, wawancara atau studi dokumentasi.
-
Analogi
Analogi
dilakukan karena antara sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya
memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat
menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah
dicerna. Analogi yang dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis.
Analogi induktif ( kias ) adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua
peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk
menarik sebuah kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan
karakteristik diantara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan “ apa yang
berlaku pada satu hal akan berlaku pula untuk hal lainnya “ dengan demikian
dasar kesimpulan yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensi yang
berhubungan erat dari dua hal yang dianalogikan.
-
Hubungan
Kausal
Menurut
hokum kausalitas semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjalin dalam
rangkaian sebab akibat. Tidak ada satu gejala atau kejadian yang muncul tanpa
penyebab.
C.
Contoh
Kasus
- Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
- Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan: Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak
dengan melahirkan.
3.
Deduktif
A. Pengertian
Penalaran
deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. Jika
premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil
kesimpulannya benar. Jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika,
maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan
teori himpunan dan bilangan.
B.
Hal-hal
yang berhubungan dengan deduktif
-
Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta
lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2
pendapat dan 1 kesimpulan.
-
Entimen
Entimen
adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
C.
Contoh
Kasus
Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
sosial.
Resource :
http://velistigris.blogspot.com/2013/03/penalaran-induktif.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://selvibrigitta.blogspot.com/2013/04/penalaran-deduktif.html